BAB 6
PROMOSI PENJUALAN RITEL
·
Strategi Promosi Perdagangan Ritel
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk
ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari
sendiri pembeli ataupun peminatnya. 0leh karena itu, produsen dalam kegiatan
pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan konsumen mengenai produk atau
jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang digunakan produsen dalam bidang
pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil produk yaitu melalui kegiatan
promosi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa promosi adalah salah satu faktor
yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan suatu
perusahaan terutama pada saat ini ketika era informasi berkembang pesat, maka
promosi merupakan salah satu senjata ampuh bagi perusahaan dalam mengembangkan
dan mempertahankan usaha.
Suatu produk tidak akan dibeli bahkan
dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, keunggulannya, dimana
produk dapat diperoJeh dan berapa harganya. Untuk itulah konsumen yang menjadi
sasaran produk atau jasa perusahaan perlu diberikan informasi yang jelas. Maka
peranan promosi berguna untuk:
Ø
Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.
Ø
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta
cara penggunaanya.
Ø
Memperkenalkan barang atau jasa baru.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi
perusahaan untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat
memenuhi sasaran yang efektif. Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan
keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia
dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi yang dijalankun
perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis,
yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada
bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan
harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan
pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.Melihat
pentingnya strategi pemasaran terhadap peningkatan volume penjualan perusahaan,
maka penulis tertarik untuk lebih memperjelas lagi topik tersebut dalam
penulisan penelitian ini.
Dalam penulisan penulisan ini, penulis
berusaha untuk memudahkan pembahasan agar lebih terarah, maka penulis membatasi
kepada masalah pemasaran, dalam hal ini hanya masalah strategi pemasaran dalam
meningkatkan volume penjualan produk maupun jasa dalam suatu perusahaan. Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi
pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan
berkembang dalam persaingan.
Dalam penulisan penelitian ini, penulis
membahas dalam lima bab, yaitu: Bab satu, berisi pendahuluan yang yang
membicarakan alasan pemilihan judul, luas dan tujuan penulisan serta sistematika
pembahasan. Bab dua, memuat tentang aspek penting dalam pemasaran, yaitu
menjelaskan tentang rencana strategi pemasaran, pasar sasaran, dan bauran
pemasaran. Bab tiga, memuat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran. Dalam hal ini akan dibahas tentang rencana strategi perusahaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan. Bab empat, pada
bab ini akan dibahas mengenai strategi untuk setiap posisi bisnis, seperti
Market leader, Market challanger, Market follower, atau Market Nicher. Bab
lima, pada bab terakhir ini, penulis mencoba untuk membuat kesimpulan akhir
atas apa yang telah diuraikan dan memberikan saran-saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan dalam penentuan strategi pemasaran
·
Kredit Ritel
AKARTA: PT Bank Mandiri
Tbk akan meningkatkan porsi kredit ritel pada tahun ini guna
meningkatkan margin bunga bersih yang sempat turun pada tahun lalu. “Kami
sebetulnya sedang perlahan-lahan mengubah komposisi portofolio selama ini lebih
condong ke korporasi menjadi lebih banyak retail. Kita paham kredit ritel
retail suku bunganya lebih tinggi dibanding dengan korporasi,” ujar Zulkifli
Zaini Direktur Utama Bank Mandiri, Kamis malam 8 Maret 2012. Strategi
tersebut diharapkan dapat mendongkrak margin bunga bersih (net interest
margin/NIM) perseroan yang sempat turun pada tahun lalu menjadi 5,11% dari
tahun sebelumnya 5,28%. Penurunan NIM tersebut merupakan konsekuensi atas
penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK yang terjadi pada tahun lalu. “Walaupun
SBDK turun tapi komposisi kredit mengubah evolusi corporate jadi retail. Maka
pendapatan bunga bersih kami akan naik,” jelasnya. Selain itu, penurunan NIM
juga disebabkan penurunan bunga obligasi rekapitalisasi akibat pengubahan acuan
bunga dari Sertifikat Bank Indonesia bertenor 3 bulan menjadi Surat
Perbendaharaan Negara 3 bulan. “Pada awal tahun yield obligasi masih 6,3% dan
turun menjadi 4,4%--4,5% pada akhir tahun. Ini sebabkan karena reference rate
dari recap bond kami diubah,” ujar Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan Bank
Mandiri. Pahala mengakui obligasi rekap tersebut tidak terlalu menguntungkan
sehingga perseroan berencana untuk melepas. Namun hal tersebut masih menjadi
pembahasan bersama dengan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan karena
sebagian obligasi rekap tersebut tidak berstatus dapat diperdagangkan. Kita
masih membicarakan dan belum final. Kami masih eksplorasi bagaimana recap bonds
dijual entah buyback atau ditukar dengan aset lainnya,” jelasnya. Selain
mengandalkan pendapatan bunga, lanjut Zulkifli, perseroan juga akan
meningkatkan pendapatan berbasis komisi, peningkatan rasio intermediasi (loan
to deposit ratio) dan menekan biaya dana guna mendongkrak laba bersih
2012. Kredit ritel Bank Mandiri tercatat Rp81 triliun pada akhir 2011 dan
memiliki porsi sebesar 29,6% dari total portofolio pinjaman. Adapun total
kredit perseroan di luar anak usaha mencapai Rp273,9 triliun, meningkat naik
25,06% dari tahun sebelumnya sebesar Rp219 triliun. (Bsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar